Kisah Proses Kelahiranku
Rabu Kliwon, 09 September 2009 M
19 Ramdhan 1430 H
Ketika memasuki akhir bulan Agustus 2009 (bertepatan awal bulan Roamdhon) usia kandungan ibuku memasuki masa 9 bulan. itu artinya sudah tidak berapa lama lagi tiba saatnya ibu melahirkan. Tentunya itu adalah hari yang akan sangat membahagiakan bagi kedua orang tuaku. Menurut ayahku, proses kelahiranku seperti inilah kisahnya.....
Hari Senin Wage (7/09/09) tepat jam 00.00 wib ibuku mulai merintih kesakitan, tapi rasa sakit itu tidak berlangsung lama tapi terus berulang-ulang, jadi mulai detik itu juga ayahku harus standby, berjaga-jaga disisi ibuku mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjaedi apa-apa. (waduh kasian ya ayahku harus melek an). kata ayahku dia juga sempat jengkel karena ibuku sedikit-sedikit sakit merintih sambil menangis, ehhh sebentar lagi diam bahkan langsung tertidur lagi. itu berlangsung sangat sering sekali hampir setiap 30 menit. Akhirnya jam 03.00 wib (pagi dini hari) ibuku merasa perutnya sakit banget, mau masak buat sahur tidak bisa, saat itu pula ayahku membawa ibuku ke Bidan Ny Diana Manshur di Pelem Bulusari Gempol. setelah sampai disana langsung diperiksa dan hasilnya kata bidan masih belum waktunya, cuma sudah harus siap-siap karena rasa sakit itu merupakan petanda awal akan adanya proses persalinan. Kata bu Diana harus ditunggu maksimal 8 jam lagi setelahnya.kemudian ayah membawa ibu pulang dan penuh dengan rasa was-was ibu dan ayah melewati detik-demi detik. saat itu
Hari itu ayahku sempat bicara kepada ibu kalau 2 hari lagi adalah hari Rabu Kliwon, itu artinya hari persis saat ibu dilahirkan. lalu ayahku berkata sekaligus berdoa semoga saja kelahiran saya ini ditakdirkan hari itu saja tidak hari ini atau besok. Dengan demikian ayah dan ibu melewati hari Senin itu dengan penuh cemas, hingga Duhur, Asar, Maghrib bahkan Isya ternyata tidak ada apa-apa. Hingga hari telah berganti Selasa (08-09-09). Sepanjang hari Selasa itu ternyata tidak jauh berbeda dengan kemarin, tidak ada hal yang membuat ayah ibuku cemas. mungkin hanya rasa sakit yang datang sesaat lalu hilang, beberapa jam kemudia ndatang lagi rasa sakit, eeee hilang lagi. Hari Selasa telah berlalu hingga ibuku dapat melewatinya dengan tidur nyenyak, tapi ayahku kembali tidak bisa tidur untuk menjaga ibuku.
Ketika jam menunjukkan pukul 01.00 wib (pagi dini hari) ibuku kembali merintih kesakitan tapi bedanya dengan kemarin rasa sakitnya tidak begitu parah cuma ibuku malah mulai meteskan darah. wah ayahku tambah panik nda karuan. ayah dan ibuku tetap menunggu reaksi berikutnya, ternyata rasa sakitnya tidak datang lagi. Ketika waktunya sahur ayahku cuma menelephon Bu Bidan untuk menanyakan hal itu dan kata bu Bidan tetap sama, kalau rasa sakitnya sudah sangat dan sangat, berarti akan siap untuk melahirkan dan dipersilahkan untuk dibawa ke kliniknya. Terlewatilah pagi hari Selasa itu dengan aman-aman saja. (Tapi kasihan ayahku sudah 2 hari tidurnya tidak sempurna)
Sepanjang hari Selasa itu ayahku kembali teringat akan doa dan harapannya tentang hari kelahiran, doanya semakin dipertegas agar semoga besok (Rabu Kliwon) saja Allah SWT mentakdirkan saya dilahirkan. Siang berganti sore lalu malam. ibuku dapat tidur dengan nyenyak begitu pula dengan ayahku (waduh ayahku tidurnya pulas banget yahhhh). Namun saat dini hari (Rabu Kliwon 09/09/09), kira-kira jam setengah 1 gitu lah. Ibuku kembali merintih kesakitan yang amat sangat, ayahku juga jadi ikutan bangun, tapi beberapa menit rasa sakit itu kembali hilang, eeee..... belum sempat ibuku tertidur ayahku sudah kembali tidur duluan. kata ibuku saat itu rasa sakitnya amat sangat sering terjadi, tidak seperti 2 hari kemarin. Yang membuat ibuku tambah jengkel ternyata ayahku dengan nikmatnya menikmati tidur panjangnya. Wah-wah wah tega amat yah ayahku ini..
Sekitar pukul 03.00 ayahku bangun karena tangisan ibuku semakin menjadi-jadi, melihat ibu yang seperti itu ayahku langsung berdoa kepada Allah semoga kelak diberi kemudahan dan diringankan dari rasa sakitnya. Jam 03.00 wib ayahku langsung membawa ibu ke Bu Bidan dan hasil pemeriksaan tetap sama dengan 2 hari yang lalu yaitu masih belum ada tanda-tanda kelahiran (orang-orang bilang belum "buka 1") dan disuruh menunggu maksimal 8 jam dari sekarang.
Akhirnya orang tuaku ya kembali lagi pulang. Setelah makan sahur dan dilanjutkan sholat subuh, ayahku kembali melanjutkan tugas utamanya yang tadi sempat tertunda, yaitu TIDURRRRRRRRRR. sementara ibu tiada henti-hentinya menangis, merintih kesakitan. karena saking jengkelnya akhirnya ibuku memberanikan diri membangunkan paksa ayahku (saat itu jam 05.00) waduh kasihan juga ini kedua orang tuaku, ayahku nda kuat bertahan karena sangat mengantuk, ibuku nda kuat menahan rasa sakit. Tapi anehnya melihat ibuku menangis se jadi-jadinya ayahku langsung "jekekal" melek benter" (bangun dan rasa kantuk itu hilang sama sekali)
Sebenarnya yang paling membuat ayahku langsung bangun adalah karena ibuku sangat jengkel sehingga menendang ayahku yang sedang tidur dengan sekuat tenaga sambil menangis. H@@@@@@. Memang ayahku iki dablekkkkk.
Jam 06.00 wib barulah ayahku membawa ibu ke Bu Bidan Diana hanya berdua saja, karena kakek nenekku sudah terlanjur berangkat bekerja. Setiba di klinik bu Diana, ibuku langsung diperiksa dan hasilnya sungguh mengejutkan, ternyata ibuku sudah mengalami “buka 9” itu artinya sebentar lagi ibu akan menjalani persalinan. Ayahku bingung mumet ga karu-karuan. Bagaimana tidak,,,,, tadi subuh belum apa-apa sekarang kok langsung buka 9. Sejak pukul 07.00 ibuku sudah mulai dibaringkan ditempat tidur untuk memposisikan diri persiapan persalinan. Ayahku saat itu memangku ibuku dari belakang, jadi ibuku bersandar di pangkuan ayahku. Kayak apa yahh kedua orang tuaku saat itu….?
Selama hamper 1 jam ibuku berjuang mempertaruhkan tenaga dan segenap jiwa untuk proses kelahiranku. Kasihan ya ibuku, ngos-ngosan, kadang karena terlalu capeknya sempat terlelap. Alhamdulillah tepat pukul 07.45 wib kuasa Illahi telah terukir, bayi cantik mungil telah berhasil terlahir dari rahim ibuku. Yaaaa itulah aku ini. Ibuku selamat dan akupun lahir selamat dan normal. Betapa bahagianya orang tuaku saat itu. Sesaat setelah aku lahir ayahku langsung mengumandangkan adzan dan iqomah di telingaku.
Tubuhku saat itu terlihat sangat memerah berlumuran semacam gajih tipis berwarna putih. Mataku sudah bisa melihat dengan membuka lebar. Mungkin in sungguh sangat aneh bagi bayi yang baru pertama kali lahir langsung bisa membuka mata. Masih dalam keadaan telanjang dan hanya sesudah tali pusarku di potong, aku lalu ditengkurapkan di atas dada ibu. Dengan cepat aku langsung bisa menemukan putting susu ibuku, sehingga seketika itu pula aku langsung bisa menikmati ASI pertamaku. Aku dibarkan tengkurap di atas dada ibuku hamper selama 1 jam lebih ambil menunggu gajih-gajih putih yang menempel di tubuhku hilang dengan sendirinya karena suhu tubuhku dan ibuku. Kurang lebih 3 jam kemudian barulah bu Diana mulai memandikanku. Aku sekarang sudah tambah lebih cantik karena sudah memakai baju dan diberi bedak.
Setelah dhuhur kami diijinkan oleh Bu Diana untuk pulang karena kondisi ibuku sudah sangat pulih dan aku juga sudah tidur lelap. Ayahku menyuruh kakekku (Mbah Sugito) untuk membawa mobilnya Pak Lek Bulat supaya kami bisa pulang dengan nyaman dari kliniknya Bu Diana. Aku dibawa ke rumah kakekku di Talang Wonosari rumah ibuku. Disana aku tinggal selama 40 hari.
Itulah sekilas cerita tentang saat aku lahir. Karena aku lahir pada tanggal yang istimewa yaitu 09-09-2009 (kebetulan hari itu juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya Pak SBY Presiden Kita) dan ayahku mengistilahkan 999. Maka sejak saat itulah aku diberi julukan oleh ayahku Baby Girl 999.